Langsung ke konten utama

Berbelit-belit

Aku melihat daun yang berembun dipagi ini. Setitik air disana mengingatkanku pada banyaknya tumpahan air mata yang ada semalam lalu. Disaat kita berpisah meski hanya hitungan jam. Sungguh sebenarnya kata-katamu amat menyakitkan hatiku Namun apa hakku untuk melarangmu mengatakan itu semua? Termasuk salam perpisahan dan keputusan untuk menyudahi hubungan kita.

Aku tahu, bahkan semua teman-temankupun tahu tentang hubunganku dengan kamu hanya sebatas Long Distance lewat Social Media tanpa pernah berjumpa. Yang sebagian besar orang anggap untuk pertemuan dan keberhasilan hubungan itu cuma kemungkinan yang paling kecil. Syukur-syukur bila nanti ada pertemuan. Awalnya aku kira kita bisa melewati keraguan seperti itu kedepannya, namun agaknya semua tlah terjawab semalam.

Malam tepat dimana hari aku akan beristirahat untuk besok memulai hari kerja-ku, malam dimana aku mengharapkan kamu mengucapkan selamat malam dan menyuruhku beristirahat sayang. Malam itu kamu justru melontarkan segelintir kalimat yang amat membuat hatiku teriris, sakit dan pasrah. Yang kutahu 2 bulan ini kita sudah berusaha, aku yang berusaha maksimal mempercayaimu dan menjaga hubungan kita, dan kamu yang berusaha dengan caramu mempertahankan egomu serta perasaan sayangmu padaku supaya stabil. Untuk tidak merasa bosan bagi laki2 amat susah bukan?, Aku tahu.

Aku naif, telah menganggapmu mencintaiku sama seperti aku mencintaimu, meski belum ada pertemuan diantara kita. Nyatanya aku hanya harus mempercayaimu, begitu terus tanpa adanya pembuktian yang besar dari sudut binar matamu. Sumpah hanya kali ini saja, izinkan aku untuk jujur bahwa aku sangat berusaha selalu mempercayai kalau kamu mencintaiku juga. Ini hakku, sama seperti hakmu semalam menyudahi hubungan kita.

Tangisku malam itu kau lihat hanya sebatas candaan bukan?. Yang aku harap kau lihat dengan takut dan penuh rasa penyesalan telah membuatku berserdih, serta takut kehilangan akan diriku. Aku berharap seperti itu. Belakangan ini tentangmu aku memang sudah berharap banyak, dan mungkin semua ini adalah kesalahanku. Telah menaruh hati ditempat yang salah.

Sumpah demi angkasa, jika saja aku bisa bertemu kamu. Aku akan memelukmu dengan diam. Karena aku tak mampu mengungkapkan perasaanku lagi padamu. Bukannya apa, aku hanya malu mengutarakan cinta yang tak terbalas ini.

Dan tetap dengan kebodohanku, aku akan selalu berharap sama. Kau juga mencintaiku sama seperti aku yang mencintaimu saat ini.

Setelah ini mungkin aku tak bisa berkata seribu kali bahwa aku sudah mencintaimu, atau sederhananya menyayangimu. Tapi dengan egoku yang ingin kau tetap berada disisiku, sebagai cara sedikit mempertahankanmu untuk bersamaku adalah sedikit bukti bahwa aku ingin kamu untukku. Hanya itu. Dan jika nanti ada saatnya kamu memang sudah lelah memperjuangkan hubungan kita lagi, aku akan pasrah.

Bukan aku tak menyayangimu, hanya saja percuma jika harus selalu aku yang menginginkan hubungan kita bertahan. Tapi aku akan selalu mendukung segala pilihanmu, mau bersamaku atau melepasku. Aku akan pasrah, karena ini jalan terakhirku untuk mencintaimu selain menyakiti diri kita berdua, untuk tetap bertahan dengan hubungan yang tidak pernah kau inginkan lagi.

Aku sedang menanggung kebodohanku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...