Langsung ke konten utama

Lelah dan Bertahan

Sudah pukul berapa aku masih mendengarkan lagu yang menyayat hati?
Harusnya aku sudah memejamkan mataku dan beristirahat untuk kerja esok hari.

Teringat tahun lalu saat aku melepaskan orang yang aku tangisi, pernah aku cintai. Rasa itu amat menyakitkan bila diingat. Berjua pun belum pernah tapi sudah sebegitunya menyayangi, hingga harus dilepas juga. 

Perasaan bersalah terhadap hati sendiri tak kunjung terhenti, aku merasa diri ini tak pantas memiliki tambatan hati dan bahagia, tak pantas diperjuangkan sebegitu seriusnya. Hingga berkali-kali tersakiti dan dikhianati. Namun selang beberapa detik, aku faham bahwa semua anggapanku salah. 

Aku tak pernah berdoa pada Tuhan untuk segera ditemukan sosok yang mampu menggantikan posisinya, aku hanya berdoa segeralah Tuhan sembuhkan lukaku kala itu.

Namun caraNya memang tak bisa ku baca, dengan salah satu hambaNya dibantu aku menyembuhkan lukaku. Payahnya memang aku tak sulit merasa jatuh cinta, dan tak dipungkiri aku juga ternyata tak sulit patah hati. Ironis. 

Kali ini aku tak mengerti harus merasa bahagia atau sedih, dan mungkin memang harus diantaranya.

Aku kembali lagi takut kehilangan sesosok pria, yang mampu menemaniku menyembukan lukaku kemarin. Aku tak ingin kehilangan lagi untuk sekian kalinya. Sumpah.. aku tak ingin. Aku tak ingin merasakan sakit yang berulang. Aku hanya ingin memilikinya, tapi ia tak bisa. Saling memiliki adalah salah satu kesalahan baginya. Ia tak mau dipenjarakan oleh kalimat itu.

Ketika ia memberikan seluruh hatinya, jujur saja aku luluh. Tapi bagaimana dengan ia yang sekaligus menolak untuk saling memiliki.

Aku tau maksud Tuhan adalah yang terbaik. Tapi .. aku seperti lagi-lagi diingatkan bahwa, aku harus selalu bersiap sedia soal kehilangan dan patah hati. Tapi kali ini aku disuruh tidak gegabah dalam mencintai. Tapi kenapa rasanya perih juga??? Seperti aku merasakan manis yang salah waktu dan bukan milikku. Seperti aku berdiri dibawah pohon, berharap buah yang matang itu segera jatuh padaku entah kapan.

Tak ada yang tau aku tlah mati disorot panasnya terik matahari, aku tlah tak berdaya disiram derasnya air hujan. Tapi tetap dengan bayanganku, manis itu sudah terasa meski hanya sampai ujung lidah. 

Aku tak tau harus bagaimana, sesabar apalagi aku harus terima. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...

Mengertilah

Aku bukan tak menghargai perasaanmu Aku ingin sendiri dan aku terlalu lelah untuk merasakan sakitnya jatuh cinta hingga dikhianati lalu patahati. Ya.. aku terlalu lelah untuk itu semua tolong biarkan aku bernafas dan pasrah akan takdir Tuhan biarkan aku menari dalam doa2ku dan biarkan hanya Tuhan yang mengetahui perasaanku. Sejauh ini biarkan aku memilih jalanku tolong jangan menguntitku jangan mengikutiku, aku bukanlah penjahat atau tawananmu biarkan aku melihat langit tanpa awan mendung disana biarkan aku berlari dan bangkit jika terjatuh biarkan aku terbang bebas menghindari badai disana cukup lihat aku dari kejauhan cukup balas rinduku lewat doamu jangan ikat aku lagi.. jangan.. jangan .. aku hanya ingin berbakti pada kedua orangtuaku tanpa membantah dan melawan mereka aku hanya ingin lebih mencintai ALLAH sebelum mencintai hamba-Nya yang lain Tenang, aku takkan menjahatimu, aku takkan melupakanmu bagaimanapun juga kau adalah kenanganku yang mungkin jika Al...