Langsung ke konten utama

Terimakasih Cinta

Aku benar2 tidak menyangka bahwa ketidaksengajaanku berkenalan denganmu lewat jejaring sosial media, kini telah membungkam hatiku tentangmu.

Masalahnya aku tak yakin akan mampu menepis bayangmu. Karena kehilanganmu kini sangatlah membuatku sakit.. perih ini harus kurasakan juga ternyata.

Benar katamu, untuk berani jatuh cinta juga harus bisa terima konskwensinya kehilangan dan sakit hati..

Terimakasih pernah menjadi tempatku berpulang meski sebentar, dan gagal.
Dan pernah menjadi orang yang amat kucintai. Meski berat mengikhlaskanmu, tapi akan aku usahakan. Dengan sisa serpihan patah hati yang menyayat kulit hatiku, aku yakin aku mampu.

Kini bila dingin menyerang tubuhku, aku harus mampu memeluk diriku seorang diri. Tak bisa lagi berlari kearahmu dan meminta kehangatan. Ini sangat membuatku sedih.

Sebegininya mencintaimu, dan tak terkira rasanya benar2 pedih ketika harus melepasmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...

Berbelit-belit

Aku melihat daun yang berembun dipagi ini. Setitik air disana mengingatkanku pada banyaknya tumpahan air mata yang ada semalam lalu. Disaat kita berpisah meski hanya hitungan jam. Sungguh sebenarnya kata-katamu amat menyakitkan hatiku Namun apa hakku untuk melarangmu mengatakan itu semua? Termasuk salam perpisahan dan keputusan untuk menyudahi hubungan kita. Aku tahu, bahkan semua teman-temankupun tahu tentang hubunganku dengan kamu hanya sebatas Long Distance lewat Social Media tanpa pernah berjumpa. Yang sebagian besar orang anggap untuk pertemuan dan keberhasilan hubungan itu cuma kemungkinan yang paling kecil. Syukur-syukur bila nanti ada pertemuan. Awalnya aku kira kita bisa melewati keraguan seperti itu kedepannya, namun agaknya semua tlah terjawab semalam. Malam tepat dimana hari aku akan beristirahat untuk besok memulai hari kerja-ku, malam dimana aku mengharapkan kamu mengucapkan selamat malam dan menyuruhku beristirahat sayang. Malam itu kamu justru melontarkan segelintir k...