Langsung ke konten utama

Terukir Kembali

Gimana ya cara nulis cerita yang runtut?
Okelah bakal aku coba.

Haiii.. aku hadir lagi setelah beberapa hari lalu nulis cerita soal gadis 17 tahun yang berhenti dari kisah yang sama sekali belum ia mulai.

    

     Dibawah rintik hujan detik ini, aku ingin mengingat bagaimana kemarin aku menjadi sering sedih, apalagi jika diujung senja.
     Aku masih gadis yang sama dengan sosok gadis kemarin, gadis 17 tahun yang barusaja merasakan pahitnya tertinggal dengan bayangan, kenangan serta sepi.
     Alasanku kembali kesini hanya untuk berkabar bahwa kisahku semakin pulih. Sebenarnya tepat setelah hari kemarin aku menulis kisah itu ditanggal 3 januari, hatiku berangsur mulai membaik. Kenapa? Karena aku mulai bisa mengikhlaskannya dan terbiasa dengan bayangnya meski tak dengan raganya seperti akhir tahun silam.

     Tapi kau tak tau? Kalau baru saja ia mencoba untuk memperbaiki kepercayaan yang telah aku berikan?. Ah bahasanya gausah ribet deh ya. Jadituh si dia ngaku kalau dia "khilaf" dengan perlakuannya kemarin ke aku. Perlakuan yang bikin aku galau, patah hati, dan pokonya moodku ancur banget deh.
    Awalnya aku sempat ragu karena memang beberapa hari setelah masuk sekolah, kita emang deket kayak biasa dan seolah gaterjadi apa2, padahal jelas2 pas kemarin diakhir tahun dia itu coba buat menjauh dari aku. Dan hal itu jelas bikin aku patah hati, dan sakit hati karena dia berhenti berjuang. Ya! Aku ragu. Kenapa? Yajelas lah aku takut hal itu(dia bosen sama aku, dia beda sama aku, dia gangasih aku kabar, dia seolah kayak udah gamau berjuang dan lelah sama hubungan kita) aku takut  itu terulang lagi.
     Tapi perasaanku gabisa dibohongin, aku bahagia banget bisa liat dia senyum karena dan buat aku, aku bahagia bisa deket dia lagi, dan aku bahagia dia ngasih kabar lagi ke aku.
     Gatau ini bego atau apa, kemarin aku bersikeras kalau aku harus ikhlasin dia. Tapi sekarang malah sebaliknya?. Perasaan bener-bener gabisa diajak bercanda dan gamudah lupain semua kenangan tanpa pengin ngulang kenangan itu lagi. BULLSHIT. Nyatanya kalau dia mau berjuang lagi? Masaiya kita ga tergoda buat kasih dia kesempatan?. Meskipun peluang endingnya bakal beda itu cuma 20%, tapikan.. yaaa kalian taulah aku ini gadis 17 tahun yang jelas2 lagi cari jati diri dan kebahagiaannya banget.

Next...
    Aku memberi dia kesempatan kedua untuk mewarnai kisah cintaku dimasa SMA ini "Lagi". Catat! Tanpa Pacaran. Jangan tanya kenapa aku anti banget pacaran, karena jawabannya sama yaitu gamau punya mantan lagi.
    
     Menurut kalian aku bahagia? Kalau aku jawab aku ini bahagia, bakal keliatan alay ga sih?. Bahagia sih iya, tapi aku gamau terlalu bahagia karena kemarin aku udah ngerasain sakitnya, jadi aku was-was.
     Nah kalau lagi dikelas natap dia, ketemu dia, berdiri tepat didepan dia, dia nyamperin aku pas aku lagi ngambek, dia merhatiin aku dari kejauhan trus ngasih senyum, dia duduk sampingku, dll. Aku bakal jujur kalau aku Bahagia Banget.

     Kamu tau? Kalian tau? Untuk saat ini, tepatnya saat aku kelas 12 dan berumur 17 tahun. Canduku itu ya dia. Kalau aku bicara soal bagaimana aku dan dia deket, aku merinding sendiri saking bahagianya.

    

     Terlepas dari bahagiaku detik ini, aku juga bahagia dengan kembalinya sahabatku. Dia ini aku kasi inisial "T"  aja ya.
     Tanpa T aku gamungkin bisa sebahagia ini, karena kalau aku lagi suka sama seseorang ya cuma T yang bisa fahamin aku. Cuma si T yang mau kasih aku nasehat. Cuma dia yang mau dengerin curhatanku.
     Sebelum aku berniat ngasi si dia kesempatan kedua, aku konsultasi dengan si T. Beberapa detik lalu aku dan T masih temenan biasa, eh didetik kemudian kita resmi sahabatan lagi. Yeay!!!. Dia bener2 ngasih aku nasehat dan bikin aku percaya diri sama keputusanku buat ngasi kesempatan kedua ke dia.

     Lain cerita nih ya!. Aku waktu itu pernah berantem sama T karena dia nyebelin, dia ngatain aku PHP. Dia itu punya perasaan ke aku, tapi aku gabisa bales, eh dia ngatain aku PHP. semenjak itu aku yakin kalau didunia ini gamungkin cewe dan cowo itu sahabatan, karena diantara mereka pasti ada yang tersakiti karena memendam perasaan.
     Tapi sore ini, T nyadarin aku kalau asumsiku kemarin salah. Buktinya? Kita bisa sahabatan lagi dan kita bisa saling menasihati tanpa ada rasa baper. YEAY!.
     Aku bahagia banget.

     Aku gadis 17 tahun yang sekarang lagi bahagia karena dua hal sekaligus yaitu tentang kisah percintaan dan persahabatanku dimasa SMA.

Pertanyaannya:

1)     Kira-kira si dia bakal bisa ga ya nepatin omongannya buat gak nyakitin aku lagi? Bisa ga ya dia buat ga khilaf lagi? Bisa gak ya dia buat gakaya kemarin lagi?. Dia bilang sih
"Insyaallah gakaya gitu
LG kok 🤗"
     Coba deh dengan kesempatan kedua ini, aku juga bakal liat cara dia nepatin omongannya itu.
2)     Kira-kira T bakal selalu sahabatan sama aku gak ya? Doakan semoga iya ya!! Karena kehilangan dia itu cukup menyiksaku. Meskipun kita jauh dan beda kota, tapi dia mampu bikin aku terlindungi ditambah nasihat2nya dia.

Pesan Moral:

1) Berilah ia kesempatan kedua, selagi memungkinkan
2) Sahabat berlaku bagi lelaki dan perempuan
3) Kita punya bahagia jika kita yakin bahwa bahagia itu kita genggam

---

Rinduku telah sampai
Bersamaan dengan kembalinya ragamu
Akankah kisah ini tak sama?
Dengan perih juga luka yang pernah singgah
Dan akankah itu tak berbekas?

Kuharap tak sama
Kuharap tak berbekas
Harapanku tak lagi hanya memeluk bayangmu
Semoga waktu mengizinkan kisah kita terukir lagi.


10 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...

Mengertilah

Aku bukan tak menghargai perasaanmu Aku ingin sendiri dan aku terlalu lelah untuk merasakan sakitnya jatuh cinta hingga dikhianati lalu patahati. Ya.. aku terlalu lelah untuk itu semua tolong biarkan aku bernafas dan pasrah akan takdir Tuhan biarkan aku menari dalam doa2ku dan biarkan hanya Tuhan yang mengetahui perasaanku. Sejauh ini biarkan aku memilih jalanku tolong jangan menguntitku jangan mengikutiku, aku bukanlah penjahat atau tawananmu biarkan aku melihat langit tanpa awan mendung disana biarkan aku berlari dan bangkit jika terjatuh biarkan aku terbang bebas menghindari badai disana cukup lihat aku dari kejauhan cukup balas rinduku lewat doamu jangan ikat aku lagi.. jangan.. jangan .. aku hanya ingin berbakti pada kedua orangtuaku tanpa membantah dan melawan mereka aku hanya ingin lebih mencintai ALLAH sebelum mencintai hamba-Nya yang lain Tenang, aku takkan menjahatimu, aku takkan melupakanmu bagaimanapun juga kau adalah kenanganku yang mungkin jika Al...

Lelah dan Bertahan

Sudah pukul berapa aku masih mendengarkan lagu yang menyayat hati? Harusnya aku sudah memejamkan mataku dan beristirahat untuk kerja esok hari. Teringat tahun lalu saat aku melepaskan orang yang aku tangisi, pernah aku cintai. Rasa itu amat menyakitkan bila diingat. Berjua pun belum pernah tapi sudah sebegitunya menyayangi, hingga harus dilepas juga.  Perasaan bersalah terhadap hati sendiri tak kunjung terhenti, aku merasa diri ini tak pantas memiliki tambatan hati dan bahagia, tak pantas diperjuangkan sebegitu seriusnya. Hingga berkali-kali tersakiti dan dikhianati. Namun selang beberapa detik, aku faham bahwa semua anggapanku salah.  Aku tak pernah berdoa pada Tuhan untuk segera ditemukan sosok yang mampu menggantikan posisinya, aku hanya berdoa segeralah Tuhan sembuhkan lukaku kala itu. Namun caraNya memang tak bisa ku baca, dengan salah satu hambaNya dibantu aku menyembuhkan lukaku. Payahnya memang aku tak sulit merasa jatuh cinta, dan tak dipungkiri aku juga ternyata tak ...