Langsung ke konten utama

Surat untuk Bae-ku 2018

     Bae, ingin aku tau sedang apa kau disana, ingin aku tau bersama siapa kau saat ini, ingin aku tau bagaimana kabar keseharianmu tanpa aku lagi?. Apakah kau sudah bahagia setelah kau teguk udara kebebasanmu?, Jika ya, dan kuharap begitu.
     Aku ingin kau dan juga aku.. sama-sama tak pernah menyesali akan perpisahan kita kemarin. Karena perlahan, setelah aku baca dan cermati kisah terindah yang selama kita ukir tlah begitu banyak memberiku kebahagiaan tentang kebersamaan dan juga keikhlasan tentang melepaskan.
     Perlahan jua, aku dapat menarik lagi sudut bibirku dan tak lagi sering meneteskan air mataku kala mengingat namamu. Namun biarlah aku mengenangmu dan mengingat semua kenangan indah kita, karena hanya hal itu yang menjadi penawar rinduku padamu.

     Bae, aku yakin kau bisa menjemput cita-citamu tanpa aku disampingmu lagi. Dan akupun meyakinkan diriku sendiri untuk tetap tegar dalam mendamaikan hatiku akan kehilanganmu, dan selalu berusaha lebih semangat mengejar mimpiku meski harus tanpa engkau lagi.
     Ketika fajar menyingsing, aku berdoa akan kekuatanku melewati hari-hari tanpamu.
      Waktu senja menyapa, aku berharap keikhlasan setiap detik yang telah kulewati semoga bermakna selalu.
     Seraya malam tiba, ku lantunkan serangkai namamu, kugantungkan harapan akan pertemuan kita dilangit malam, dan memejamkan mata sementara hati selalu mengharap akan adanya pertemuan denganmu disuatu hari kelak.

     Bilasaja kita tak disandingkan, kan ku haturkan segala syukurku bahwa kau pernah menjadi bagian terindah dalam hidupku dan ikhlasku tak bersamamu.

     Sekali lagi, izinkan aku menjaga cintaku padamu tanpa kau minta. Dan bilamana kita ditakdirkan bersama, cinta ini kan kujadikan hadiah terindah untukmu.


"Aku ingin bintang mengatakan padamu
Bahwa aku ingin melukismu disetiap malam

Aku ingin daun mengatakan padamu
Bahwa aku rindu didekapmu saat waktu dingin membelengguku

Tahukah engkau wahai langit?
Sungguh aku ingin bertemu membelai wajahnya
Ingin kusematkan indahnya nebula
Disudut retinanya


Walau hanya sajak sederhana
Izinkan aku ungkap secercah rasa dan kerinduan"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...

Mengertilah

Aku bukan tak menghargai perasaanmu Aku ingin sendiri dan aku terlalu lelah untuk merasakan sakitnya jatuh cinta hingga dikhianati lalu patahati. Ya.. aku terlalu lelah untuk itu semua tolong biarkan aku bernafas dan pasrah akan takdir Tuhan biarkan aku menari dalam doa2ku dan biarkan hanya Tuhan yang mengetahui perasaanku. Sejauh ini biarkan aku memilih jalanku tolong jangan menguntitku jangan mengikutiku, aku bukanlah penjahat atau tawananmu biarkan aku melihat langit tanpa awan mendung disana biarkan aku berlari dan bangkit jika terjatuh biarkan aku terbang bebas menghindari badai disana cukup lihat aku dari kejauhan cukup balas rinduku lewat doamu jangan ikat aku lagi.. jangan.. jangan .. aku hanya ingin berbakti pada kedua orangtuaku tanpa membantah dan melawan mereka aku hanya ingin lebih mencintai ALLAH sebelum mencintai hamba-Nya yang lain Tenang, aku takkan menjahatimu, aku takkan melupakanmu bagaimanapun juga kau adalah kenanganku yang mungkin jika Al...

Lelah dan Bertahan

Sudah pukul berapa aku masih mendengarkan lagu yang menyayat hati? Harusnya aku sudah memejamkan mataku dan beristirahat untuk kerja esok hari. Teringat tahun lalu saat aku melepaskan orang yang aku tangisi, pernah aku cintai. Rasa itu amat menyakitkan bila diingat. Berjua pun belum pernah tapi sudah sebegitunya menyayangi, hingga harus dilepas juga.  Perasaan bersalah terhadap hati sendiri tak kunjung terhenti, aku merasa diri ini tak pantas memiliki tambatan hati dan bahagia, tak pantas diperjuangkan sebegitu seriusnya. Hingga berkali-kali tersakiti dan dikhianati. Namun selang beberapa detik, aku faham bahwa semua anggapanku salah.  Aku tak pernah berdoa pada Tuhan untuk segera ditemukan sosok yang mampu menggantikan posisinya, aku hanya berdoa segeralah Tuhan sembuhkan lukaku kala itu. Namun caraNya memang tak bisa ku baca, dengan salah satu hambaNya dibantu aku menyembuhkan lukaku. Payahnya memang aku tak sulit merasa jatuh cinta, dan tak dipungkiri aku juga ternyata tak ...