Hai
apa kabarmu?
Maaf aku bertanya hal yang mungkin sangat kamu benci. Mungkin. Karena harusnya aku tau kamu saat ini masih mencoba untuk menerima dan mengikhlaskan kepergianku.
Maaf.. aku harus melepasmu secepat ini. Bukan karena aku tidak menyayangimu. Tapi justru sebaliknya, aku melepasmu untuk menjagamu. Karena jika saat ini kamu masih menungguku dan menyisakan banyak waktu untuk aku, semua itu akan sia-sia. Dewasanya kamu, dan baiknya kamu tidak akan pernah pantas waktunya dibuang untuk sosok aku yang masih kekanak-kanakan ini.
By the way, aku rindu tatapan matamu. Sudut binar matamu ketika melihatku, dan segalanya ketika setiap detikmu selalu merindukan aku dan segala kabarku. Kekhawatiranmu kehilangan aku, kekhawatiranmu akan semua tentangku. Aku rindu ketika banyaknya bicaraku hanya kau tanggapi dengan senyummu, senyum penuh makna. Seperti kamu ingin selalu memberitahuku bahwa kamu amat mencintaiku, lewat semua senyummu yang tak pernah berhenti.
Ri..
Saat kemarin, ketika duniaku masih dicintai kamu, rasanya sangat indah meski bagai memeluk duri. Yang jelas, Semua tetap perih.
Aku terlalu jahat untuk kamu yang baik. Aku terlalu rumit untuk kamu yang apa adanya. Maafkan aku, telah menyakiti hatimu yang lembut. Mungkin tak terhitung kata maafku, tapi hanya ini yang dapat kuucapkan.
Dan satu lagi, aku rindu kamu. Semoga saja setelah aku. Kamu cepat menemukan sosok yang mau dan bisa kamu perjuangkan. Jaga dia ya?. melebihi caramu menjagaku kemarin. Kumohon.
Mungkin nanti saat aku melihat dirimu dengan yang baru, hatiku amat teriris. Tapi inilah konskwensi melepasmu sakitnya harus kutanggung sendiri. Terkadang memang yang terindah tak melulu harus dimiliki. Mungkin ada beberapa yang harus dilepaskan supaya bisa sampai kepada pemilik yang nanti bisa menjaganya dengan baik, contohnya kisah kita.
Komentar
Posting Komentar