Langsung ke konten utama

Bantu aku mengeja namamu, sekali saja.

Belakangan ini ... Disetiap penghujung malamku, sebagai penghantar tidur..

Aku sedang tidak tau harus mendengar lagu dengan judul dan tema apa. Ingin kudengar lagu bertemakan jatuh cinta, namun ketakutanku akan perubahan signifikanmu seperti kemarin membuatku mengurungkan niat mendengarkannya. Ingin kudengar lagu bertemakan menyedihkan tapi, ada hal-hal kecil yang mampu membuatku bahagia sebab dirimu.

Aku.. seperti jatuh cinta  yang berbaring diatas aspal, kulihat indahnya langit tapi dengan bodohnya aku melupakan kenyataan bahwa aspal ini akan membakar habis punggungku, sebab panasnya sengatan matahari.  Aku melupakan kenyataan bahwa, akan ada malam tiba atau bahkan? Akan ada badai hujan yang datang. Memungkinkan aku berfikir kemana nanti aku akan berteduh?. Langit tak selamanya indah dipandang bukan?. Sama seperti perasaan ini, bahagianya takan selalu seperti ini.

Dicintai olehmu, seperti ini rasanya.. membuatku kaku menuliskan segala kata. Dan ketika kamu melukaiku, ingin rasanya kuluahkan jutaan kata sumpah serapah tentangmu, meski nyatanya tak tega. Tapi aku hanyalah manusia biasa, yang perasa dan bisa menjadi pendendam.

Tidak tau nanti sayang, aku bahkan berharap takkan pernah membencimu, jangan sampai. Jika saja aku bisa  mencintaimu sebegininya tanpa pernah berjua, biarlah seperti ini saja tanpa harus berubah jadi benci. Pabila Tuhan dan Bumi merestui, semoga saja kita bersatu.. nanti.

Namun jika langit malah mengutuk kisah kita, semoga saja Tuhan faham dan tidak menghukum kita dengan setakat kebencian.

Aku menyayangimu saat ini, cukup kalimat perpisahan kemarin sebagai tanda kehilanganmu yang amat menyakitkan, yang mampu menyoyakkan hatiku dalam beberapa saat. Setelah ini kuharap aku bisa berdamai dan belajar dewasa, menerima segala konskwensi dan juga jalan takdir yang ada perihal kisah cinta kita.

Aku mencintaimu, 16 agustus 2020. Re' for Awwln.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari semalam

Jika saja aku tak merasakan kantuk yang luar biasa, Mungkin aku sudah menuliskan ini dari semalam, Ada beberapa patah kata yang kutuliskan semalam sebagai penghantar tidurku, bukan dengan mendengarkan lagu seperti biasa untuk mengiringi tidurku, aku malahsedikit  menuliskan curahan hatiku lewat kata. Cuaca pagi ini mendung, gerimis hujan tadi membasahi tubuhku yang lepas demam ini. Semoga saja tubuhku kembali membaik karena nyatanya sakit ditanah rantau itu amat menyiksa. Tapi sebab orang2 yang masih menyayangiku, rasa tekad untuk lekas sembuh ini sangat kuat. Aku tak ingin memanjakan tubuhku, aku harus sembuh. Selain itu tanpa aku hiraukan, mungkin seonggok hati didalam tubuhku ini juga perlu disembuhkan dari segala hal yang membuatku merasa perih. Tak apa aku akan pelan2 melakukannya dengan berdamai menghadapi segala kebahagiaan dan keperihan yang diberikan oleh kekasihku sekarang. Seperti kata-kataku postingan sebelumnya, aku benar belum pernah berjua dengannya. Sampai deti...

Mengertilah

Aku bukan tak menghargai perasaanmu Aku ingin sendiri dan aku terlalu lelah untuk merasakan sakitnya jatuh cinta hingga dikhianati lalu patahati. Ya.. aku terlalu lelah untuk itu semua tolong biarkan aku bernafas dan pasrah akan takdir Tuhan biarkan aku menari dalam doa2ku dan biarkan hanya Tuhan yang mengetahui perasaanku. Sejauh ini biarkan aku memilih jalanku tolong jangan menguntitku jangan mengikutiku, aku bukanlah penjahat atau tawananmu biarkan aku melihat langit tanpa awan mendung disana biarkan aku berlari dan bangkit jika terjatuh biarkan aku terbang bebas menghindari badai disana cukup lihat aku dari kejauhan cukup balas rinduku lewat doamu jangan ikat aku lagi.. jangan.. jangan .. aku hanya ingin berbakti pada kedua orangtuaku tanpa membantah dan melawan mereka aku hanya ingin lebih mencintai ALLAH sebelum mencintai hamba-Nya yang lain Tenang, aku takkan menjahatimu, aku takkan melupakanmu bagaimanapun juga kau adalah kenanganku yang mungkin jika Al...

Lelah dan Bertahan

Sudah pukul berapa aku masih mendengarkan lagu yang menyayat hati? Harusnya aku sudah memejamkan mataku dan beristirahat untuk kerja esok hari. Teringat tahun lalu saat aku melepaskan orang yang aku tangisi, pernah aku cintai. Rasa itu amat menyakitkan bila diingat. Berjua pun belum pernah tapi sudah sebegitunya menyayangi, hingga harus dilepas juga.  Perasaan bersalah terhadap hati sendiri tak kunjung terhenti, aku merasa diri ini tak pantas memiliki tambatan hati dan bahagia, tak pantas diperjuangkan sebegitu seriusnya. Hingga berkali-kali tersakiti dan dikhianati. Namun selang beberapa detik, aku faham bahwa semua anggapanku salah.  Aku tak pernah berdoa pada Tuhan untuk segera ditemukan sosok yang mampu menggantikan posisinya, aku hanya berdoa segeralah Tuhan sembuhkan lukaku kala itu. Namun caraNya memang tak bisa ku baca, dengan salah satu hambaNya dibantu aku menyembuhkan lukaku. Payahnya memang aku tak sulit merasa jatuh cinta, dan tak dipungkiri aku juga ternyata tak ...